Kategori
Berita

Kilau Emas Mulai Meredup Seiring Relaksasi Kebijakan Lockdown?

BAGIKAN:

Stimulus fiskal besar-besaran yang digelontorkan otoritas moneter di masing-masing negara untuk meredakan efek ekonomi akibat pandemi coronavirus dinilai berhasil mencegah ambruknya ekonomi global. Suku bunga yang terus diturunkan dan juga pasar saham yang bergerak sangat fluktuatif mendorong penguatan harga emas belakangan ini. Hal ini juga terjadi di Indonesia di mana harga emas Antam sempat menyentuh level tertingginya di harga Rp 963.000 per gram pada hari Selasa, 7 April 2020.

Pada pagi hari ini, Rabu 6 Mei 2020, pergerakan harga emas terlihat mengalami penguatan terbatas yakni di kisaran US$ 1.700. Namun pergerakannya mulai memasuki bayang-bayang penurunan seiring adanya rencana beberapa negara untuk melonggarkan kebijakan lockdown.

Relaksasi Kebijakan Lockdown

Sejumlah negara di Asia, Eropa bahkan beberapa negara bagian di Amerika Serikat yang sebelumnya memberlakukan kebijakan lockdown, kini mulai membuka kembali wilayahnya. Hal ini dilakukan setelah melihat fakta bagus di lapangan bahwa jumlah kematian per hari akibat wabah pandemi coronavirus/COVID-19 sudah berangsur turun.

Dibukanya kembali wilayah-wilayah yang sebelumnya diterapkan status lockdown memicu optimisme di kalangan investor bahwa ekonomi global akan mulai membaik. Membaiknya ekonomi global diyakini akan mendorong suku bunga lebih tinggi dan memperkuat dolar, yang ujung-ujungnya menekan penguatan harga emas.

Investor Mulai Beralih ke Saham

Akibatnya, investor yang tadinya mengamankan aset investasinya dengan cara memborong emas karena dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, kini mulai melepas emas dan berburu aset lain seperti saham yang lebih beresiko namun memberikan imbal hasil yang jauh lebih tinggi dibanding emas.

Pada perdagangan semalam, mayoritas pasar saham global pada naik. Tak terkecuali dengan Amerika Serikat yang menjadi barometer ekonomi dunia. Pasar saham di Amerika Serikat mulai menekan laju pergerakan emas, ketika indeks Dow Jones naik 133 poin (0,56%) ke level 23.883. Demikian juga halnya dengan Nasdaq Composite dan S&P yang berbarengan naik masing-masing menjadi 8.809 (+1,13%) dan 2.868 (+0,90%) .

Lalu, Ke Mana Arah Pergerakan Emas Selanjutnya?

Tentu saja ada banyak faktor yang perlu diperhitungkan seperti drama baru pertikaian antara China dan Amerika Serikat soal asal usul virus corona yang diprediksi oleh pengamat bakal menuju ke arah perang dagang jilid baru bagi kedua negara adidaya tersebut. Belum lagi, harga minyak mentah yang berangsur naik dan indeks dolar AS yang juga mulai naik.

Satu prinsip yang selalu dipegang oleh para investor adalah batasi resiko atas segala investasi yang dilakukan. Sebisa mungkin pada situasi yang tidak menentu seperti saat ini untuk menempatkan investasi di instrumen yang paling aman atau yang beresiko kecil seperti emas. Teringat juga saran dari investor senior untuk senantiasa memegang cash karena cash is the king pada saat ini.

BAGIKAN:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *