Jakarta – Emas dunia berhasil menembus level psikologis $2.300 sekaligus mencetak rekor harga tertingginya. Di akhir perdagangan Kamis (4/4/2024) pagi, emas berjangka ditutup naik 1,5 persen di level $2.315 per troy ounce. Sementara harga emas di pasar spot juga naik 0,5% di level $2.292.
Dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga faktor yang menjadi sentimen positif bagi kenaikan harga emas. Sentimen yang pertama datang dari Chairman The Fed, Jerome Powell, yang kembali menegaskan bahwa data terkini mengenai naiknya jumlah lapangan kerja di negeri Paman Sam dan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan tidak mengubah gambaran keseluruhan kebijakan ekonomi di tahun 2024 ini.
Lebih lanjut, Jerome Powell memberikan isyarat terhadap kebijakan penurunan suku bunga yang kemungkinan besar akan dilaksanakan pada tahun ini. Meski belum jelas kapan, sebagian besar investor bertaruh bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga di AS pada musim panas mendatang tepatnya pada bulan Juni 2024.
Baca juga: Harga Emas Naik Terus, Simpan atau Jual?
Selain kebijakan suku bunga, sentimen positif kedua datang dari konflik di Timur Tengah yang makin memanas setelah Israel melancarkan serangan udara ke gedung Konsulat Jenderal Iran di Damaskus, Suriah. Pemerintah Iran pun bersumpah akan membalas serangan tersebut. Sontak saja permintaan safe haven asset mengalir deras ke emas di saat konflik geopolitik seperti ini.
Yang terakhir, sentimen ketiga datang dari spekulan yang memanfaatkan momentum kenaikan harga emas sehingga emas terus memperpanjang tren kenaikannya.