Jakarta – Setelah menembus level tertinggi sepanjang masa (All Time High / ATH) di $2.135 pada hari Senin, 4 Desember 2023, harga emas berbalik arah dan mencatat penurunan selama tiga hari beruntun.
Adapun penurunan harga emas dalam tiga hari terakhir disebabkan oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Investor juga menahan diri untuk membuat taruhan besar menjelang data pekerjaan utama AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai jalur suku bunga The Fed.
Pelemahan yang terjadi pada harga emas diperkirakan hanya secara jangka pendek karena ketidakpastian mengenai waktu pelonggaran moneter AS. Namun, risiko geopolitik yang lebih luas akan memberikan dorongan menuju puncak baru bagi logam mulia, menurut para analis.
“Kenaikan harga emas sudah habis dan terhenti setelah reli. Level $2.000 mungkin akan menjadi titik terendah jangka pendek di pasar emas,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Baca juga: Ini Ramalan Harga Emas Selanjutnya
Pada hari ini Rabu (6/12) pukul 06:48 WIB, harga emas spot berada di $2.018,05 per troy ounce. Harga emas spot melemah tipis dari posisi kemarin US$ 2.019,36 per ons troi.
Emas batangan telah naik ke rekor tertinggi $2.135,40 pada Senin pagi, sebelum turun lebih dari $100 dalam satu hari dan ditutup lebih rendah 2% saat tutup pasar Senin (4/12).
Para pelaku pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 66% pada bulan Maret 2024. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas batangan yang tidak berbunga.
“Kami hanya memperkirakan harga emas akan naik menjadi $2.100 per troy ons pada semester kedua tahun 2024, ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya,” ujar Commerzbank dalam sebuah catatan kepada Reuters.
Pelaku pasar emas masih mempertimbangkan sejumlah indikator ekonomi terbaru. Data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam dua setengah tahun.
Diketahui laporan ketenagakerjaan pada periode Oktober menunjukkan pasar tenaga kerja yang melemah di AS, dengan banyak sektor yang menunjukkan pertumbuhan minimal atau negatif karena perekonomian secara keseluruhan hanya menambah 150.000 lapangan kerja. Hal ini menandakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan akan pekerja.
Investor juta mencermati laporan non-farm payrolls AS untuk November yang akan dirilis pada hari Jumat (8/12). Diketahui non-farm payrolls AS tercatat sebesar +150.000 pada bulan Oktober. Jumlah tersebut merupakan penurunan yang cukup tajam dari perolehan sebesar +297.000 pada bulan sebelumnya.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat.
Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar AS yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.
Sumber: Kontan