Jakarta – Melonjaknya harga emas dalam beberapa bulan terakhir dianggap sebagai sebuah anomali. Mengapa? Karena kenaikan harga emas terjadi pada saat suku bunga bank di negara-negara maju terutama di Amerika Serikat dinilai masih tinggi.
Untuk diketahui, harga emas dan suku bunga memiliki hubungan yang bertolakbelakang. Pada saat suku bunga sedang tinggi, maka instrumen emas yang tidak memberikan imbal hasil akan tertekan yang mengakibatkan harganya jatuh.
Taimur Baig yang merupakan Chief Economist DBS Bank mengatakan “Sungguh merupakan kejadian yang sangat langka di mana instrumen emas dengan imbal hasil 0 persen dapat bergerak positif di tengah tingginya suku bunga AS”.
Lebih lanjut, Taimur melihat keunikan pergerakan harga emas lebih disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap situasi geopolitik dunia..
Perang Rusia-Ukraina telah membuat banyak aset bank sentral Rusia dibekukan. Hal ini membuat investor, baik dari sektor publik maupun swasta, mengalihkan sebagian asetnya ke emas.